Ho Cheng-han seorang desainer parfum asal Taiwan yang saat ini sedang menimba ilmu di Givaudan memperlihatkan ruang laboratorium tempat ia belajar dan melakukan penelitian. Dalam laboratorium tersebut terdapat ribuan jenis bahan dasar parfum, Ho mengatakan tidak semua bahan dasar memiliki aroma yang enak, tetapi jika digabungkan menurut komposisi tertentu dengan bahan lainnya dapat menghasilkan aroma yang disukai oleh penciuman manusia, ini adalah pekerjaan seorang Parfumeur (pembuat parfum) profesional.
Giuvadan adalah sebuah perusahaan yang memproduksi pewangi makanan, wewangian dan bahan kosmetik, perusahaan ini berpusat di Swiss, memiliki kantor cabang dan pabrik di seluruh dunia. Giuvadan memiliki sebuah sekolah parfum di Kota Argenteuil, Perancis. Sekolah ini berada di bawah pengelolaan pusat pelatihan perusahaan, dan didirikan secara khusus untuk merekrut generasi muda yang ingin meniti karir di bidang pembuatan parfum, siswa yang berhasil terpilih akan mendapatkan penghasilan seperti layaknya pegawai perusahaan.
Dalam proses perekrutan yang dimulai dari pendaftaran, wawancara hingga pelamar dinyatakan lolos seleksi membutuhkan waktu hingga setengah tahun. Seorang pelamar harus datang menghadiri wawancara langsung dari berbagai tingkatan managemen perusahaan yang berada berbagai negara dan mengikuti tes penciuman, seperti memilih dua botol parfum dengan aroma yang sama di antara deretan botol parfum.
Ho Cheng-han saat ini berusia 30 tahun, berhasil lolos proses seleksi dan terpilih menjadi orang Taiwan pertama yang bergabung dengan kelas pelatihan Giuvadan. Jumlah pelamar yang terpilih untuk bekerja dalam satu laboratorium dengan Ho Cheng-han hanya 8 orang.
Durasi kurikulum yang harus mereka jalani adalah selama 4 tahun, pada tahun pertama Ho Cheng-han menjalani pelatihan di Singapura, 2 tahun berikutnya di Argenteuil, dan mulai bulan September nanti Ho Cheng-han harus pindah ke New York, Amerika Serikat untuk menjalani pelatihan tahun terakhir.
Pada awalnya, di bangku kuliah Ho Cheng-han memilih jurusan sastra asing, kemudian ia melanjutkan kuliah di bidang pemasaran mode (fashion marketing) di Inggris. Ketika mempelajari bidang fashion Ho Cheng-han mulai merasa tertarik dengan industri parfum, dan merubah haluan untuk menimba ilmu di sekolah parfum di Kota Grasse, Perancis. Hingga akhirnya perjalanan mengejar cita-cita itu membawa Ho Cheng-han lolos seleksi Giuvadan.
Dalam proses pelatihan kesulitan pertama yang dihadapi oleh Ho Cheng-han adalah ia harus menghafal 500 aroma dasar, dan pada saat ujian akan diambil 20 aroma untuk diidentifikasi dengan cepat. Contohnya ada lebih dari belasan jenis kesturi (musk), dan sangat sulit dibedakan, karena kesturi harus didiamkan beberapa saat baru akan keluar aroma aslinya, namun semua jenis aroma kesturi termasuk ke dalam daftar 500 aroma dasar yang harus dihafalkan.
Untuk melindungi penciumannya, Ho Cheng-han berusaha untuk tidak terkena flu, ia jarang sekali mengonsumsi makanan pedas dan asin, dan tidak menggunakan parfum untuk dirinya sendiri agar tidak mengganggu ketika sedang mengidentifikasi aroma.
Sebelum pindah ke New York, Ho Cheng-han harus menyelesaikan sebuah projek untuk memperlihatkan hasil pembelajarannya selama 3 tahun, yaitu membuat parfum sendiri.
Ketika menghadapi proyek besar ini, ia teringat akan masa kecilnya di Nantou, saat itu Ho Cheng-han senang sekali menikmati teh Wulong bersama keluarga. Ia menghabiskan waktu selama 1 tahun untuk meneliti dan mengembangkan parfum beraroma teh Wulong, parfum tersebut memiliki top note beraroma leci dan middle note beraroma melati.
Tokoh pembuat parfum yang paling diidolakan oleh Ho Cheng-han adalah Jean-Claude Ellena, pembuat parfum profesional dari rumah mode Hermes. Filosofi Jean-Claude Ellena dalam membuat parfum adalah kesederhanaan, menurutnya menjaga kesederhanaan adalah hal yang paling sulit dilakukan. Dalam membuat parfum ia dapat menghasilkan aroma yang sangat unik, sederhana, elegan dan berkarakter dari 200 bahan dasar.
Setelah menjalani pelatihan selama 3 tahun, Ho Cheng-han masih belum menemukan filosofinya sendiri, namun ia tetap bertekad untuk menjadi seorang parfumeur profesional dan menghasilkan sebuah aroma yang cocok untuk wanita Asia. Ho Cheng-han mengatakan, "Saat ini masih sedang belajar, saya berharap suatu hari nanti saya bisa menghasilkan parfum dengan kekhasan saya sendiri."